welcome to my blog ;)

Monday 7 December 2015

My Own Goosebumps (vol. 2)

Hide, Hide, Hide & Seek


(Eaaa tulisan gw yang kedua nih, Happy Reading :D )

Namaku James. Umurku 8 tahun dan tentu saja masih duduk dibangku sekolah dasar. Aku termasuk yang paling kecil di antara teman-teman komplek perumahanku, maksudku bukan umur saja. Tapi juga dalam hal tinggi dan 'isi' badan. Tubuhku kecil dan kurus dengan rambut pendek keriting. Warna kulitku putih kemerah-merahan. Aku si Raja 'Tak Terlihat'. Mau tau kenapa aku mendapatkan julukan itu? Tepatnya sih aku sendiri yang buat. He-he. Karena semua temanku sangat iri padaku. Aku paling jago dalam permainan Hide & Seek (Petak Umpet). Dalam persentase 99,99% aku belum pernah di temukan. Hanya sekali aku di 'temukan', lebih tepatnya aku menyerahkan diri karena teman-temanku hampir pulang kerumah masing-masing karena tidak pernah dapat menemukan tempat persembunyianku. Ha-ha-ha.


"Ayo James kita bermain Hide & Seek lagi. Untuk kali ini ku pastikan persentase-mu turun!" Andy mengajakku bersama Larry, Mandy, Anna dan Helton. Diantara kami berenam Helton lah paling tua dan tinggi. Kurus tinggi, kulit putih dan berambut pirang. Andy berbadan gemuk juga berkulit putih juga selalu memakai topi 'New York Yunkiess' berwarna merah. Larry sama kurusnya dengan ku tapi lebih tinggi 5cm mungkin, rambutnya lurus berwarna coklat. Sedangkan Mandy dan Anna mereka gadis kembar. Rambutnya sama pirang, poninya menutupi alisnya. Untuk membedakan mereka lihat dari bajunya. Mandy selalu menggunakan baju yang didominasi warna Pink sedangkan Anna warna kuning. "Apa kalian yakin?" aku menjawab santai. Aku sedang berduduk santai di depan rumahku sambil menggambar kartun kesukaanku. Aku juga jago menggambar.


"Tentu saja!" jawab Helton yakin. "Kali ini kita bermain dihalamanku!" ajak Larry. Kami paling sering main di tempat Mandy dan Anna. Karena halamannya sangat luas. Hampir seperti luas lapangan bola dengan ditumbuhi pepohonan rindang. Maklum orang tua mereka yang paling kaya di antara kami berenam. "Ok lah, tapi aku menyelesaikan gambaranku dulu" jawabku seraya masih mengoret-oret buku gambar ditanganku. 'Sret!'. "Hei!! kembalikan, Mandy!!" aku berseru keras kepada Mandy. Dia merebut paksa buku gambarku. "Akan ku kembalikan kalau kami tidak dapat menemukanmu lagi kali ini" jelasnya. "Kalian bersekongkol ya. Hah! akui sajalah. Aku memang si Raja yang 'Tak Terlihat'!". "Akan kami akui kalo kali ini kami memang menyerah untuk menemukanmu" jawab Anna. "Ya sudah! Ayo kita main!" aku menjawab dengan ketus karena masih kesal karena gambaranku masih belum selesai.


Hari sudah sore malah hampir mendekati malam. Tapi kami tetap bermain Hide & Seek. Kami sebelumnya sudah ijin dengan orang tua masing-masing dan juga kami mendapatkan ijin itu. Lagipula rumah Larry tergolong rumah yang aman. Pagar kayu rumahnya tinggi halamannya juga hampir sama dengan punya Mandy dan Anna. Hanya lebih kecil sedikit. "Kalian siap?" Aku mengejek. Mereka berlima tampak cemberut marah menghadap kearahku. Haha! aku hanya tertawa kecil. Kami mulai mengundi siapa yang jaga. Ternyata Helton yang jaga. Ini kesempatanku untuk pulang cepat dan mengambil buku gambarku. Karena pasti mereka tidak dapat menemukanku. "Bersiap!! 1... 2... 3... 4" Helton mulai menghitung sampai 20. Kami semua mulai bersembunyi di tempat 'strategis' masing-masing. Aku mulai mencari tempat persembunyianku yang tak akan mungkin bisa ditemukan oleh teman-temanku. Aku lari menuju halaman belakang rumah Larry. Aku melihat ada sedikit celah di pagar kayu bagian belakang rumah Larry. Aku memang sedikit curang karena peraturannya hanya di halaman dalam rumah. Tapi sekarang aku bersembunyi di hutan belakang rumah Larry. Karena tubuhku yang kurus dan kecil, mudah sekali aku melewati sela pagar itu. Lalu aku mendengar suara Helton "20!! Siap atau tidak siap kalian akan kutemukan!! Terutama kau James!!" dia berseru. Hah! dalam hatiku sampai ngompol juga tidak bakalan bisa menemukanku. Ha-ha. Aku Mulai bersembunyi di semak-semak. Lalu ada yang menyulut perhatianku di dalam hutan itu. Kondisi sekarang sudah mulai gelap karena sudah memasuki malam hari. Tapi ada suatu cahaya redup didalam hutan sana. Tetapi lama kelamaan aku memperhatikan cahaya itu membentuk sesosok seperti orang!!. Seorang wanita berbaju putih dengan rambut tergerai panjang menutupi mukanya. Tak sampai sedetik dia sudah muncul dihadapanku! dengan menampakan wajahnya yang menyeramkan. Matanya berwarna hitam seutuhnya serta mengeluarkan darah. Bibirnya juga berwarna hitam. Dia tersenyum menyeringai sambil menatap kearahku!. Rasanya aku ingin menangis berteriak tapi tidak bisa. Tidak bisa bergerak!, semua tubuhku kaku tak bisa bergerak!. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhku. Sampai rasanya sakit sekali. Setelah aku terus mencoba untuk mengerakan tubuhku. Akhirnya bisa juga bergerak, aku langsung lari secepat yang aku bisa. Tak peduli muka sampai badanku tergores ranting - dahan pohon yang lumayan tajam. Aku tak peduli lagi aku harus pergi menjauh dari hantu itu. Hantu yang sangat mengerikan itu!. Kurasa aku sudah menjauh darinya sekarang, tapi hei! kenapa aku tidak melihat pagar rumah Larry? Tidak!. Sepertinya aku tersesat!!. Tidak!! malam hari begini aku tersesat!! Di dalam hutan!! Seorang diri!!. Aku pun menangis sejadi-jadinya sampai terisak-isak. Aku mencoba terus berjalan untuk menemukan jalan raya atau apalah yang menuju kedunia luar. Sampai akhirnya aku kelelahan dan memutuskan untuk istirahat duduk sebentar. Disini sangat gelap sekali bahkan tanganku sendiri tak bisa kulihat. Tak terasa aku mengantuk lalu tertidur.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku merasa ada sesuatu yang membuat tubuhku hangat tapi agak lengket. Kuraba-raba lenganku seperti ada lendir yang menempel di tubuhku. Memang lendir! tapi lendir apa ini?! baunya pun amis. Jangan-jangan lintah menempel ditubuhku!. Tapi kuraba lenganku tidak ada apa-apa sampai aku menyentuh sesuatu. Seperti tangan dengan jari-jari panjang. Oh tidak! aku baru sadar ternyata aku dipeluk oleh sesuatu. Dipeluk oleh! baru aku mau menebak seketika ada yang membisikan sesuatu ditelinga kiriku "Jangan lari kemana-mana. Aku akan merawatmu seperti anakku sendiri. Hihihihihihi" dia berbisik dan langsung tertawa terkekeh-kekeh dengan suara keras dan melengking!. Akupun merasa tubuhku lemas dan aku yakin aku pingsan setelah itu.

Aku terbangun. Mataku sakit terkena paparan sinar matahari siang. Hari sudah siang?!. Aku tidak ingat kenapa aku bisa tidur didalam hutan? Ku kesampingkan kebingunganku. Lalu cepat-cepat aku bangkit dan berjalan lurus kedepan. Aku melihat ada pagar besi dihadapanku, pagar belakang rumah seseorang, rumah Larry?!. Tapi ada yang aneh sekarang. Perasaan pagar rumah Larry kayu tapi ini berpagar besi. Untuk apa aku tidur di dalam hutan dibelakang rumah Larry? Perasaan aku tidak punya riwayat 'Sleep Walking'?. Segera saja aku masuk kedalam pagar. Untung saja tubuhku muat menembusnya. Ini memang rumah Larry, tidak salah lagi. Lalu aku lari ke halaman depan rumah. Aku bertemu kakek-kakek yang asing bagiku. Dia sedang duduk santai didepan rumah Larry, sendirian. Bukan Kakek Larry karena dia sudah meninggal. Jadi siapa itu?. Aku mendekatinya dengan heran. "James!!!. Apakah itu kau James!!!" dia berteriak seperti orang gila. Matanya melotot, aku langsung kabur melihat reaksi kakek itu. Aku takut dia akan menyakitiku! "James!! aku menemukanmu James!! Kau bukan si 'Raja Tak Terlihat' lagi sekarang!!. HAHAHA" dia berseru dari kejauhan dibelakangku, hanya samar-samar aku mendengar dia berkata. Aku menengok kebelakang. Dia berusaha mengejarku!!. Tidak!!.

Langsung saja aku berlari secepat mungkin menjauh dari kakek aneh itu, mungkin kakek gila. Kurasa aku sudah lumayan jauh meninggalkan kakek aneh dan suaranya pun tidak terdengar lagi sekarang, mungkin dia kecapaian mengejarku. Haaah! Aku mulai lega. Aku pun tiba dirumahku. Seperti biasa disiang hari pintu depan terbuka lebar. Aku langsung masuk dan betapa terkejutnya aku!!. Ada banyak orang diruang tamu sedang bercengkrama satu sama lain, tapi tidak ada satu orang pun yang ku kenal!! Ya tidak ada!! Padahal aku yakin ini rumahku. Aku hapal betul jalannya. Tidak mungkin aku salah rumah. Tapi setelah kulihat benar-benar peralatan rumah berbeda dengan di rumahku. Bahkan sofa dan meja ruang tamu juga bukan sofa-meja kesayangan Ibuku. Sepertinya aku memang salah rumah. "Maaf sepertinya saya salah rumah" aku meminta maaf. Lalu aku berbalik, belum sempat aku melangkah salah seorang didalam berseru kaget "James!!! Kau kah itu?!! Kemana saja kau selama ini!! Kau bahkan tidak berubah sama sekali sejak terakhir kau menghilang!!". Hah!! Aku terkejut dalam hati. Apakah aku salah dengar? Apakah tidur didalam hutan tadi membuat pendengaranku menurun drastis. Tiba-tiba aku mendengar suara tangisan meraung. Orang yang memanggilku tadi, dia menangis tersedu-sedu. Seorang bapak mungkin seumuran Ayahku "James ini aku James!! Nico adikmu!!". Hah!! aku sangat shok mendengarnya!! "Tidak mungkin!! Ini tidak mungkin!!" aku berucap dengan nada bergetar. "Aku juga tidak percaya. Ini seperti hal yang sangat mustahil!! Tapi ini kenyataannya!! Ini benar kau kan James?!". Tidak mungkin Nico adikku yang dulu 3 tahun muda dariku sudah menua menjadi seumuran Ayah kami?!!. "Mereka semua keluargaku James. Istriku, anak-anakku, dan juga ada mertuaku disana beserta keluarga lainnya". Aku terduduk lesu didepan pintu rumah. Kepalaku pusing memikirkan hal ini. "Mana Ayah? Mana Ibu?" tiba-tiba pertanyaan itu yang muncul dikepalaku. "Ayah meniggal 5 tahun yang lalu, sedangkan Ibu menyusul 2 tahun yang lalu" dengan nada sedih Nico mengatakannya, dia masih terisak waktu mengatakan itu. Kulihat orang-orang dibelakangnya yaitu keluarganya tadi hanya bengong melihat kami berdua. Bahkan aku sendiri tidak tau harus apa?. "Aku senang melihatmu kembali James. Apapun keadaanmu sekarang kau pasti kuterima. Bagaimanapun kau tetap kakakku James" dia berucap kembali. "Ayah ada apa ini?!" kulihat perempuan sebayanya mendatangi dan menepuk pundaknya, kurasa itu istrinya. "Nanti akan kujelaskan" jawab Nico. Lalu Nico menuntunku masuk kedalam rumah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, pikiranku sungguh kalut. Disaat kami melewati ruang tamu dimana keluarga Nico berkumpul, disitu aku melihat ada seorang wanita berpakaian putih dipojok ruangan tepat dibelakang keluarga Nico duduk. Rambutnya tergerai panjang menutupi mukanya karena dia sedang menunduk. Setelah aku melewati ruang itu dia mendongkakkan kepalanya menghadapku dan memberikan senyum menyeringai yang sangat mengerikan kearahku. Ya, itu "dia".

by: W

No comments:

Post a Comment